Seputar Dunia dan Akhirat

Seputar Dunia dan Akhirat

Rabu, 27 April 2011

Pembangunan Di Daerah Garut Belum Merata


Tepatnya di Kampung Nyalindung (Cihanja) Desa Caringin Kecamatan Karang Tengah Kabupaten Garut. Di daerah ini sampai saat ini akses jalan dan listrik sangat memprihatinkan  belum ada perhatian dari pemerintah setempat, sehingga mereka tidak merasakan apa yang telah dirasakan oleh para wakil rakyat tersebut atau masyarakat pada umumnya. menurut pengakuan Bapak Dodo selaku ketua Rt. di kampung tersebut mengatakan: 'kami sudah beberapa kali mengajukan permohonan listrik tetapi pihak terkait menolak dengan alasan karena lokasi yang tidak terjangkau katanya, harus mengadakan kira-kira lima tiang listrik, bagi masyarakat kampung yang tarap ekonominya dibawah untuk makanpun susah mana mampu membeli lima tiang listrik belum lagi biaya yang lain-lain ungkapnya'. Akhirnya wargapun nekat mereka membeli kabel kurang lebih panjangnya berukuran  2500M. memakai berpuluh- puluh tiang bambu di sambungkan ke rumah tetangga kampung yang sudah tersedia pasilitas listriknya, akhirnya mereka dapat menikmati pasilitas listrik walaupun mereka dalam keadaan kegalauan/ ketakutan adanya denda dari pihak terkait apabila mereka ketahuan menyambungkan kabel tanpa izin pihak terkait, dan bukan hanya itu saja ketakutan yang menimpa warga, merekapun takut jalur atau kabel mereka konslet tertimpa pohon atau rubuh oleh angin. sehingga ditakutkan menyebabkan kebakaran atau kecelakaan. kondisi seperti ini berlangsung dari tahun 2000an sampai Maret, 2011.

Setelah sekian lama mereka menghawatirkan bahaya tersebut, akhirnya pada bulan Maret 2011, apa yang mereka hawatirkan terjadi. KWH/ Meteran yang dipakai menyambung kabel tersebut terbakar, beruntung tidak ada korban jiwa hanya 'Meteran'  tersebut terbakar sehingga warga yang melihat kejadian tersebut langsung memutus sambungan listrik dan memadamkannya dengan air. karena kejadian ini mereka merasakan kembali gelapnya penerangan seperti di jaman- jaman baheula, anak-anak belajar; mengerjakan PR sekolah, mengaji pada waktu malam menggunakan lampu tempel istilah sunda 'cempor' lampu yang dibuat dari kaleng bekas susu diberikan sumbu didalamnya minyak tanah yang pada saat ini harga minyak tanah di kampung tersebut selangit selain harganya sangat mahal susah mendapatkannya. dipagi harinya selepas bangun tidur hidung mereka penuh dengan tempelan asap hitam yang terhirup oleh hidung mereka dari cempor.

Setelah sebulanan mereka merasakan kembali gelap tanpa penerangan, akhirnya mereka berinisiatif patungan membeli KWH/ meteran yang penyimpanannya dititipkan ke rumah tetangga kampung, dengan tetap menggunakan jalur kabel sebelumnya, kira-kira sepanjang  2500M. sampai saat ini belum ada perhatiannya dari pemerintah daerah tersebut padahal ini merupakan salahsatu tugas pemerintah mengayomi dan membantu kesusahan mereka, seperti halnya mereka telah didukung bahkan secara tidak langsung mereka di gaji oleh masyarakat.

Sampai kapan mereka merasakan derita tersebut??? .Entahlah... Wallahu 'Alam...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar