Seputar Dunia dan Akhirat

Seputar Dunia dan Akhirat

Kamis, 28 April 2011

26 Penyebab Merajalelanya Kesesatan di Indonesia (1)

26 Penyebab Merajalelanya Kesesatan di Indonesia (1)


Kemusyrikan Merajalela Tapi Tak Disadari
Sebagai gambaran nyata, marilah kita simak contoh berikut ini.
Pengantin di Jakarta bahkan di Indonesia tampaknya masih banyak terimbas kepercayaan batil berbau musyrik, menganggap ada hari-hari keberuntungan dan ada tanggal sial. Pengaruh klenik (perhitungan untung dan sial dikaitkan dengan aneka macam alamat-alamat atau perlambang) perdukunan masih marak. Masyarakatnya tampak modern, agamanya pun Islam, tetapi kadang keyakinannya rusak. Percaya klenik, petunjuk syetan dan dukun. Hingga di berbagai daerah di Jawa, mereka tidak berani nikah di sepanjang bulan Suro (Muharram) karena dianggap bulan pageblug (datangnya penyakit). Benar-benar keyakinan batil.
Sebaliknya ada hari-hari yang dianggap mengandung keberuntungan. Contoh nyata, pada tanggal 7 bulan 7 tahun 2007, di Jakarta dan tempat-tempat lain khabarnya marak orang nikah. Di Kecamatan Pasar Minggu Jaksel yang berpenduduk 146.000-an orang, sehari itu ada 62 pasang pengantin. Bahkan di Kecamatan Cakung Jakarta Timur yang berpenduduk 150.000-an orang ada 80 pasang pengantin di hari itu. Padahal rata-rata biasanya sehari hanya ada 7 pasang pengantin. Berarti melonjak 1000 persen lebih.
Padahal dalam tuntunan Islam telah ada ancaman dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Merasa sial karena sesuatu atau karena alamat-alamat yang dianggap mendatangkan sial adalah termasuk perbuatan kemusyrikan. Sebab Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:
مَنْ رَدَّتْهُ الطِّيَرَةُ عَنْ حَاجَتِهِ فَقَدْ أَشْرَكَ قَالُوا : وَمَا كَفَّارَةُ ذَلِكَ ؟ قَالَ : أَنْ يَقُولَ اللَّهُمَّ لَا خَيْرَ إلَّا خَيْرُك وَلَا طَيْرَ إلَّا طَيْرُك , وَلَا إلَهَ غَيْرُكَ (رواه ِأَحْمَدَ عن عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ. قال الشيخ الألباني : ( صحيح ) انظر حديث رقم : 6264 في صحيح الجامع)
"Barangsiapa yang tidak jadi melakukan keperluannya karena merasa sial, maka ia telah syirik. Maka para sahabat RA bertanya, Lalu bagaimana kafarat dari hal tersebut wahai Rasulullah?"
Jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Katakanlah :
اللَّهُمَّ لَا خَيْرَ إلَّا خَيْرُك وَلَا طَيْرَ إلَّا طَيْرُك , وَلَا إلَهَ غَيْرُكَ
"Allahumma laa khaira illaa khairaka walaa thiyara illa thiyaraka walaa ilaha ghairaka. (Ya Allah, tidak ada kebaikan kecuali kebaikanMu, dan tidak ada kesialan kecuali kesialan [dari]-Mu, dan tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain-Mu)." (HR.Ahmad dari Abdullah bin Umar dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani).
Petunjuk dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam telah jelas seperti itu, namun sebagian orang justru mengikuti petunjuk lain, entah itu dari dukun, klenik, atau peninggalan nenek moyang dan sebagainya yang merusak aqidah keimanan.
Sebelum melanjutkan pembahasan ini, perlu diketahui, sampai tahun 2007, untuk nikah itu ongkos yang harus dibayar ke KUA (Kantor Urusan Agama), menurut peraturan aslinya, nikah di KUA Rp 35.000,- sedang bedolan (penghulunya diundang ke luar kantor) tambah Rp 50.000, jadi Rp 85.000,- Tapi entah kenapa, di Jakarta uang pendaftaran nikah Rp 35.000 itu berubah jadi Rp 125.000, sedang bedolan Rp 50.000 berubah jadi minimal Rp 300.000, dan maksimal yang sudah pernah konon sampai Rp 15 juta.
Sebagai contoh tentang banyaknya orang yang menikah pada tanggal 7, bulan 7, tahun 2007, akan kami lanjutkan mengenai dua kecamatan di Jakarta: Pasar Minggu Jakarta Selatan dan cakung Jakarta Timur.
KUA Pasar Minggu saat itu punya 6 penghulu, maka satu hari itu tiap satu penghulu harus menikahkan/mencatat 10 pasang pengantin lebih, mungkin saja sampai termehek-mehek, karena harus pontang-panting ke sana-ke mari. Tapi dapat duitnya tiap satu penguhulu minimal hari itu Rp 3 juta. Lha yang di Cakung, kalau satu penghulu hari itu harus menikahkan 15-an pasang pengantin apa tidak lebih temehek-mehek. 80 pasang pengantin itu kalau minimal satunya membayar penghulu Rp 300 ribu, maka para penghulu itu minimal telah meraup Rp 24.000.000 pada hari itu. Bukan main!
Ternyata kemusyrikan di sini menghasilkan duit bagi sebagian orang. Dan sebagian orang itu justru yang bertugas dalam lingkup agama Islam. Namanya saja Kantor Urusan Agama (Islam) Kementerian Agama. Mestinya, pertama-tama yang harus diberantas oleh kantor ini adalah kemusyrikan. Karena kemusyrikan itu adalah kemunkaran yang tertingi. Jadi harus paling pertama diberantas. Tetapi ketika justru mendatangkan uang seperti itu, apakah ada sedikit terlintas dipikiran mereka untuk memberantasnya?
Antara duit dan merajalelanya dosa terbesar yakni kemusyrikan, mana yang lebih dekat kepada hati dan pikiran?
Antara yang nikah tidak mendatangkan duit, misalnya nikah langsung ke KUA, tanpa memberi uang bedolan (uang tambahan ketika nikahnya di luar KUA –Kantor Urusan Agama) dengan yang maraknya pernikahan karena percaya kepada keberuntungan hari ke7, bulan 7 tahun 2007 yang berbau kemusyrikan itu, mana yang lebih menyenangkan bagi petugas KUA?
Ini bukan memukul rata bahwa yang nikah pada hari tertentu itu berbau musyrik. Mungkin ada pula yang tidak percaya bahwa hari itu hari keberuntungan. Terhadap yang tidak percaya itu, maka tidak terkena masalah kemusyrikan ini. Tetapi gejala banyaknya yang menikah di hari itu dan di Jawa ada kejadian tahunan tentang sepinya menikah di bulan Muharram (Suro) karena dianggap sebagai bulan yang mengandung bahaya (pageblug/datang penyakit dan sebagainya), maka kepercayaan tathyoyyur, menganggap sial berkaitan dengan hari atau tanggal itulah kemusyrikan menurut Hadits Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan masalah itulah yang didiamkan saja oleh pihak yang bertugas mencatat penikahan dari KUA, biasanya. Padahal, kemusyrikan itulah bahaya terbesar dalam hidup ini, karena semua amal terhapus. Karena Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menegaskan:
وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ(65)
Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu: "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi. (QS. Az-Zumar [39] : 65)
Di samping itu dosa syirik/menyekutukan Allah Subhanahu wa Ta’ala itu tidak akan diampuni Allah bila sampai pelakunya itu meninggal belum bertaubat. Allah SWT berfirman:
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا(48)
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. (QS. An-Nisa’ [4] : 48)
Sebegitu dahsyatnya bahaya kemusyrikan. Namun maraknya kemusyrikan yang merupakan dosa terbesar dan tak diampuni bila pelakunya mati belum bertaubat itu dibiarkan saja, bahkan mungkin dianggap sebagai lahan. Apalagi justru mendatangkan duit, bagi orang-orang tertentu ketika masyarakat ramai-ramai menikah seperti pada tanggal 7, bulan 7, tahun 2007.
Pantas saja, di Indonesia ini sudah ada Departemen Agama (kini Kementerian Agama) sejak 3 Januari 1946, namun sampai tulisan ini dibuat tahun 2007M / 1428H justru kemusyrikan semakin menjadi-jadi. Bahkan sekarang dengan adanya Otonomi Daerah, Pemerintah Daerah (Pemda) di mana-mana hampir rata menghidupkan aneka kemusyrikan yang telah terkubur. Ada upacara musyrik akbar yang disebut larung laut, menghanyutkan sesaji untuk syetan laut. Ada penyembelihan binatang untuk tumbal, sedekah bumi dan aneka sesaji untuk syetan pujaan mereka. Padahal masing-masing daerah itu ada Kanwil Departemen Agama (kini Kementerian Agama) tingkat provinsi, Kantor Departemen Agama (kini Kementerian Agama) tingkat kabupaten atau kotamadya, dan KUA (Kantor Urusan Agama) tingkat kecamatan. Tetapi upacara-upacara kemusyrikan itu makin besar dan marak di mana-mana.
Dalam hal pernikahan, kalau para petugas dari KUA itu sesuai dengan namanya, maka berkewajiban memberantas kemusyrikan. Tapi nyatanya, yang namanya adat injak telur yang berbau kemusyrikan, pernahkah diberantas oleh para petugas KUA?
Yang namanya bid'ah pitonan (ritual kehamilan tujuh bulan) pernahkah orang KUA mengusiknya?
Bukankah mereka dari Kantor yang urusannya agama Islam?
Kenapa kemusyrikan dan bid'ah dibiarkan tetap merajalela sedangkan sehari saja mereka pontang-panting menghadiri pernikahan sampai ada yang 15 tempat, yang kemungkinan besar di sana ada kemusyrikan dan bid'ah?
Membela Aliran Sesat
Di samping membiarkan merajalelanya kemusyrikan dan bid'ah, masih tambah menyedihkan lagi ketika saya saksikan sendiri, betapa gigihnya sebagian pejabat di bawah Departemen Agama (kini Kementerian Agama) itu yang justru membela aliran sesat. Wallahi, saya menyaksikan dan merasakan langsung, di samping laporan tokoh-tokoh Islam beberapa daerah. Masih ditambah lagi bersama sebagian MUI (Majelis Ulama Indonesia) Daerah yang sama-sama membela aliran sesat khususnya LDII (Lembaga Dakwah Islam Indonesia). Padahal MUI Pusat tetap menyatakan bahwa LDII itu adalah aliran sesat jelmaan Islam Jama'ah atau Darul Hadits yang telah dilarang Jaksa Agung RI 1971. Namun anehnya, seorang ketua MUI Kepri (Kepulauan Riau) bisa 'ditenteng' oleh seorang pengusaha dari LDII Batam untuk menghalangi bedah buku saya, Bunga Rampai Penyimpangan Agama di Indonesia, di Batam 8 Juli 2007. Padahal jelas MUI telah mengeluarkan rekomendasi tentang sesatnya LDII:
MUI (Majelis Ulama Indonesia) telah mengeluarkan rekomendasi mengenai aliran sesat LDII.
MUI dalam Musyawarah Nasional VII di Jakarta, 21-29 Juli 2005, merekomendasikan bahwa aliran sesat seperti Ahmadiyah, LDII (Lembaga Dakwah Islam Indonesia) dan sebagainya agar ditindak tegas dan dibubarkan oleh pemerintah karena sangat meresahkan masyarakat. Bunyi teks rekomendasi itu sebagai berikut:
"Ajaran Sesat dan Pendangkalan Aqidah.MUI mendesak Pemerintah untuk bertindak tegas terhadap munculnya berbagai ajaran sesat yang menyimpang dari ajaran Islam, dan membubarkannya, karena sangat meresahkan masyarakat, seperti Ahmadiyah, Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), dan sebagainya. MUI supaya melakukan kajian secara kritis terhadap faham Islam Liberal dan sejenisnya, yang berdampak terhadap pendangkalan aqidah, dan segera menetapkan fatwa tentang keberadaan faham tersebut. Kepengurusan MUI hendaknya bersih dari unsur aliran sesat dan faham yang dapat mendangkalkan aqidah. Mendesak kepada pemerintah untuk mengaktifkan Bakor PAKEM dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya baik di tingkat pusat maupun daerah.” (Himpunan Keputusan Musyawarah Nasional VII Majelis Ulama Indonesia, Tahun 2005, halaman 90, Rekomendasi MUI poin 7, Ajaran Sesat dan Pendangkalan Aqidah).
Barangkali saya salah pasang, bila mengharap orang-orang yang duduk di Departemen Agama (kini Kementerian Agama) dari pusat sampai daerah untuk memberantas kemusyrikan, apalagi bid'ah. Sedang kurikulum yang dibuat Departemen Agama RI sendiri telah jelas-jelas menghasilkan keburukan, hingga saya tulis buku "Ada Pemurtadan di IAIN". Itu memang kurikulumnya dari Depag RI. Dan sekarang kurikulum itu konon sudah menjadi hak otonom masing-masing perguruan tinggi Islam, sehingga Departemen Agama katanya sulit untuk mengubahnya. Wallahu a’lam, ada apa sebenarnya terhadap agama Islam di negeri ini.
Dari sisi lain, Pak Menteri Agama sendiri mengakui, memang Departemen Agama belum bersih. Hanya saja maksudnya mungkin hanya dari korupsi. Kalau tentang kemusyrikan apalagi bid'ah, Menteri Agama dulu, Munawir Sjadzali (1983-1992), sampai marah-marah kepada para pejabat Depag, karena dia dengar, untuk mempertahankan jabatan ataupun naik, sampai mereka berdukun. Itu berarti kental dengan praktek-praktek kemusyrikan berkaitan dengan syarat-syarat dari dukun alias wali syetan yang harus dijalankan demi meraih apa yang diinginkan, yakni jabatan. Bahkan saya dengar kemarahan beliau, ada pejabat di Bandung yang main perempuan, dan di antara prakteknya itu ada fotonya di saku. (Saat itu belum ada ponsel, hingga tak beredar seperti kasus Yahya Zaini dari Golkar yang diduga main dengan penyanyi dangdut Maria Eva, kemudian vcd-nya hasil rekaman dari telephon genggam itu beredar dan diputar di gedung DPR MPR).
Karena keadaannya —masyarakat terjerumus kepada kemusyrikan, bid’ah, dan kemaksiatan, sedang pihak-pihak dari Departemen Agama dan MUI Daerah (sebagian)— seperti itu, maka saya tidak heran lagi, di saat saya dikeroyok oleh ribuan orang dari aliran sesat, ternyata “oknum” dari Depag Daerah dan MUI Daerah justru membela aliran sesat LDII. Dan saya tidak heran lagi, ketika para pengantin di Jakarta itu bareng-bareng jadi pengantin pada tanggal 7 bulan 7 tahun 2007, tidak diusik tentang kepercayaan mereka yang kemungkinan sekali berbau klenik, tetapi dianggap sebagai lahan empuk.
Faktor-Faktor Pendukung Maraknya Kemusyrikan, Aliran Sesat, Bid’ah, dan Maksiat.
Setelah kita tahu kondisi masyarakat cenderung mengamalkan kemusyrikan sedang sebagain pejabat agama dan ulama MUI daerah tidak mengusik kemusyrikan itu bahkan kadang mereka mendukung aliran sesat, maka bisa dilihat faktor-faktor pendukung semaraknya kemusyrikan, kesesatan, dan aneka bid’ah di Indonesia sebagai berikut:
1. Masyarakat tidak sedikit yang masih cenderung mempercayai klenik (perhitungan semacam perbintangan) dukun terutama mengenai masalah yang berkaitan dengan nasib mereka, sial ataupun beruntung.
2. Kondisi rawan kemusyrikian itu tempo-tempo justru dianggap sebagai lahan empuk karena mendatangkan duit, contohnya tentang banyaknya yang menikah pada tanggal 7, bulan 7, tahun 2007, yang bisa ditarik kesimpulan, kemungkinan besar dianggap sebagai hari keberuntungan. (Adapun yang tak mempercayainya sebagai hari keberuntungan, tak terkena bab kemusyrikan ini). Kesimpulan itu karena masyarakat juga mempercayai adanya hari-hari bahkan sebulan penuh sebagai bulan sial, hingga mereka (sebagian orang Jawa) tak mau ada pernikahan di bulan Muharram yang mereka sebut bulan Suro (dari lafal Arab ‘Asyuro, tanggal 10 Muharram, yang tanggal itu disunnahkan puasa ‘Asyuro dalam Islam, disertai tanggal 9 Muharram), dianggap sebagai bulan Pageblug, mendatangkan sial ataupun penyakit. Ini jelas tathoyyur, menganggap adanya alamat sial berkaitan dengan sesuatu, dalam hal ini bulan Muharram/Suro.
3. Keyakinan batil berbau kemusyrikan itu masih ditambah pula dengan buku-buku primbon/ramalan nasib, bahkan buku-buku kemusyrikan itu sering dijajakan oleh para penjual di masjid-masjid, contohnya buku Mujarobat, yang walaupun ada pelajaran sholat di dalamnya, namun ada ramalan-ramalan, cara membuat jimat (rajah, tulisan yang kemudian dilipat-lipat sebagai jimat yang dibawa-bawa, entah sebagai penglaris, pelet/pengasihan, atau kekebalan dan sebagainya; jelas kemusyrikan menurut Hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam). Buku-buku primbon itu tidak dilarang beredar, walau sampai di masjid-masjid.
4. Para pejabat agama pada umumnya dan sebagian ulama terutama daerah-daerah membiarkan saja berlangsungnya kemusyrikan, kesesatan, aneka bid’ah dengan aneka rangkaiannya. Tidak semua mereka membiarkannya, namun banyak yang tidak mempersoalkan kemunkaran-kemunkaran itu berlangsung di masyarakat. Bahkan sebagian mereka justru mendukung bid’ah yang jelas-jelas munkar.
5. Atas nama otonomi daerah, Pemerintahan Daerah di mana-mana banyak yang menggalakkan kemusyrikan, atas nama budaya daerah atau demi pariwisata dan aneka dalih lainnya, dengan dana tentu saja dari masyarakat, yaitu mayoritas muslimin. Sampai-sampai ada yang mengancam orang yang tidak ikut upacara kemusyrikan. Kabarnya di suatu daerah, nelayan yang tidak mau ikut upacara larung laut (sesaji untuk syetan laut) maka diancam perahunya akan dibakar. Bisa dilihat di situs-situs Pemda di mana-mana, banyak yang memajang upacara larung laut. Upacara-upacara sesaji, satu bentuk kemusyrikan pun dihidup-hidupkan kembali oleh Pemda dan masyarakat musyrikin di mana-mana.
6. Jahilnya sebagian banyak masyarakat terhadap agamanya (Islam) akibat kondisi pendidikan dan lingkungan yang tidak kondusif untuk belajar Islam secara benar. Itu masih ditambah dengan gencarnya serangan aneka program yang melalaikan masyarakat dari agamanya. Contoh kecil, misalnya iklan di televisi, di tv kereta eksekutif dan media lainnya, memperagakan minum teh botol untuk buka puasa Ramadhan, pakai tangan kiri sambil berdiri, maka ternyata di masyarakat menjadi umum orang minum pakai tangan kiri. Bahkan dalam acara-acara buka puasa bersama pun banyak kita temui orang-orang yang minum dengan tangan kiri. Dengan adanya iklan dan semacamnya yang menyelisihi Islam itu akibatnya masyarakat tidak tahu bahwa minum pakai tangan kiri itu cara syetan, sedang cara Islam adalah pakai tangan kanan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
{ إذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَأْكُلْ بِيَمِينِهِ , وَإِذَا شَرِبَ فَلْيَشْرَبْ بِيَمِينِهِ ; فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَأْكُلُ بِشِمَالِهِ , وَيَشْرَبُ بِشِمَالِهِ } . رَوَاهُ مُسْلِمٌ 3764, وَأَبُو دَاوُد , وَابْنُ مَاجَهْ
Apabila seseorang dari kalian makan maka hendaknya ia makan dengan tangan kanannya, dan apabila ia minum hendaknya ia minum dengan tangan kanannya, karena sesungguhnya syetan itu makan dengan tangan kirinya, dan ia minum dengan tangan kirinya. (HR. Muslim nomor 3764, Abu Daud, dan Ibnu Majah).
Syetan itu makan dan minum pakai tangan kiri. Maka orang yang makan atau minum pakai tangan kiri itu meniru cara makan dan minum syetan atau menyerupai syetan, bahkan syetan ikut bergabung dalam makan dan minumnya. Karena ada hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam :
{ مَنْ أَكَلَ بِشِمَالِهِ أَكَلَ مَعَهُ الشَّيْطَانُ وَمَنْ شَرِبَ بِشِمَالِهِ شَرِبَ مَعَهُ الشَّيْطَانُ }( رَوَى أَحْمَدُ عَنْ عَائِشَةَ مَرْفُوعًا " تحفة الأحوذي شرح حديث 1721)
Barangsiapa makan dengan tangan kirinya maka syetan makan bersamanya, dan barangsiapa minum dengan tangan kirinya maka syetan minum bersamanya. (HR. Ahmad, dari ‘Aisyah, marfu’ dengan sanad hasan, Tuhfatul Ahwadzi syarah Hadits At-Tirmidzi nomor 1721).
وقد جاء عن حفصة رضي الله عنها زَوْج النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَجْعَلُ يَمِينَهُ لِطَعَامِهِ وَشَرَابِهِ وَثِيَابِهِ وَيَجْعَلُ شِمَالَهُ لِمَا سِوَى ذَلِكَ . " رواه أبو داود رقم 30
Riwayat dari Hafshah ra isteri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa menjadikan kanannya untuk makannya, minumnya, dan pakaiannya, dan menjadikan kirinya untuk hal-hal selain itu. (HR. Abu Daud nomor 30).
Imam Nawawi rahimahullah berkata: Ini adalah kaidah yang terus menerus dalam syara’/ agama, yaitu apa-apa yang termasuk bab terhormat dan mulia seperti memakai baju, celana, slop, masuk masjid, bersiwak, bercelak, memotong kuku, memotong kumis, menyisir rambut, mencabuti bulu ketiak, mencukur kepala, salam dari sholat, membasuh anggota badan dalam bersuci (dari hadas), keluar dari kakus, makan, minum, berjabat tangan, menyalami hajar aswad dan sebagainya, dan hal-hal yang semakna adalah disukai pakai (tangan/kaki) kanan padanya.
Adapun hal-hal yang sebaliknya, seperti masuk kakus/wc, keluar dari masjid, ngupil (ataupun buang ingus) dan istinjak/cebok, melepas baju, celana, slop, dan yang serupa dengannya, maka disukai pakai (tangan/kaki) kiri padanya. Hal itu semua karena mulianya dan terhormatnya kanan, wallahu a’lam. (An-Nawawi, Syarah Shahih Muslim juz 3 halaman 160)
Contoh lainnya, misalnya, kadang secara serempak masyarakat ini diprogramkan untuk tidak menggubris lagi sunnah hingga tak tahu bahwa ada sunnah yang mengajarkannya. Kenyataan yang dialami masyarakat, misalnya, dalam tatacara baris berbaris, dari anak sekolah sampai pegawai dan sebagainya, kalau namanya maju jalan, itu dimulai dengan kaki kiri, bahkan pemimpin barisan biasanya memberi aba-aba dengan berteriak: "Kiri!... Kiri!... Kiri!..." Sehingga "maju jalan" alias melangkah dengan kaki kiri itu menjadi 'sunnah orang Indonesia'. Itulah, salah satu contoh untuk melalaikan sunnah secara sistematis, dan tak menggubris agama. Memangnya kita digerakkan untuk baris ke wc atau kakus? Kenapa digerakkannya dengan kaki kiri? Jahilnya umat Islam Indonesia ini sudah sampai tingkat sangat parah, sampai tidak tahu lagi, ketika minum itu sunnahnya pakai tangan kanan, sedang langkah awal dengan kaki kiri itu untuk masuk ke wc atau kakus. Mereka diarahkan untuk menyelisihi Sunnah, bahkan di sisi lain diseret untuk melakukan kemusyrikan secara beramai-ramai.
7. Memberi cap buruk dan memusuhi dakwah sunnah.
Sudah sampai sedahsyat itu parahnya, sampai tidak tahu bahwa minum itu sunnahnya pakai tangan kanan, sedang kemusyrikan-kemusyrikan itu harus dijauhi tetapi masyarakat justru ditarik-tarik untuk menggalakkannya; namun para pejabat agama dan sebagian ulamanya masih diam dan hanya sibuk dengan urusan mereka. Bahkan tempo-tempo mereka justru bahu membahu kerjasama satu sama lain untuk mengusik sebagian kecil umat yang malakukan dakwah sesuai sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang masih peduli kepada kerusakan yang makin parah ini, lalu diberi cap-cap yang negatif yang memojokkan, bahkan diupayakan agar jadi musuh bersama. Contoh nyata adalah berita berikut ini: swaramuslim.net
Pejabat Departemen Agama Memfitnah Salafi
Oleh Redaksi 23 Apr 2007 - 2:46 pm
Laporan Muhammad Umar Alkatiri
Dakwah Salaf di Batam difitnah Direktur Penerangan Agama Islam Departemen Agama RI, Ahmad Jauhari, di Aula Jayakarta Kantor Wilayah Departemen Agama DKI Jakarta, Kamis 12 April 2007, dalam acara Sosialisasi Lembaga Pendidikan dan Pengamalan Agama (LP2A). Acara itu dihadiri 150-an peserta dari penyuluh agama Islam, Pengurus Forum Komunikasi Majelis Ta'lim, Kepala Seksi Penamas (Pendidikan Agama Islam pada Masyarakat dan Pemberdayaan Masjid). Isi fitnah Ahmad Jauhari antara lain berupa perkataan yang berisi: Tantangan Islam tidak hanya dari luar tapi ada dari dalam juga. Dari dalam ada aliran misalnya Salaf Batam. Salaf Batam ini menganggap orang selain salaf itu halal di-khekh (sambil memperagakan tangan ke leher seperti menggorok leher). Informasi ini, dia katakan, diperoleh dari orang NU (Nahdlatul Ulama). Kemudian Ahmad Jauhari bercerita banyak tentang macam-macam kejahatan lakon manusia di Indonesia.
Contohnya pelacuran, seks bebas, narkoba, bencana dan lain-lain tantangan yang dihadapi umat Islam Indonesia. Sehabis Ahmad Jauhari berpidato, moderator yakni Kabid Penamas Kanwil Depag DKI Jakarta Masruri Haris mempersilakan kepada peserta untuk bertanya. Lantas ada seorang yang bertanya tentang Salaf Batam. Dia menanyakan kepada Ahmad Jauhari, "Apakah benar Salaf Batam menghalalkan darah orang selain Salaf seperti yang Bapak katakan?" Dia minta agar itu diralat dan ditinjau ulang. "Siapa informan yang menginformasikan itu?" Yang bertanya ini mengemukakan, dia punya kawan orang salaf di Masjid Al-Sofwah Lenteng Agung, Jakarta Selatan, alumni Timur Tengah dan alumni LIPIA. Mereka itu, ungkap penanya ini, mengajinya benar, bagus, dan tidak seperti yang dikatakan Bapak. Kemudian dia katakan, punya kawan-kawan pula yang mengaji Al-Qur'an dan Hadits di Masjid Al- Furqon Dewan Dakwah Jakarta Pusat, itu mengajinya juga bagus, tidak seperti yang dikatakan Bapak. Oleh karena itu pernyataan Bapak perlu diralat dan ditinjau kembali serta dicek kembali kepada sumbernya. Setelah ada pertanyaan itu, microphone yang dipegang oleh moderator, langsung diminta oleh Ahmad Jauhari. Guna menjawab pertanyaan penanya itu supaya tidak lupa. Ahmad Jauhari menjawab, "Salaf ini beda dengan Salafi. Kebetulan saja namanya sama. Kalau Salafi itu kan orang generasi terdahulu yang mengikuti ajaran Nabi dan sahabat. Saya ini dulu juga salafi, ujar Ahmad Jauhari." (Namun, Ahmad Jauhari tidak menjelaskan, Salaf yang dia maksud itu seperti apa). Ahmad Jauhari melanjutkan, "Informasi ini saya peroleh dari orang yang sangat bisa dipercaya, dari Prof Ali Mustafa Yaqub," ujarnya. (Ali Mustafa Yaqub adalah orang NU yang aktif di MUI Pusat, pada bulan Februari 2007 ia ke Batam berbicara tentang Salafi, berhadapan dengan Ustadz Yusuf Baisa dari Cirebon, -red.). Ini artinya, Ahmad Jauhari (pejabat Departemen Agama), telah menjadikan orang bermasalah seperti Ali Mustafa Yaqub sebagai sumber informasi tanpa dibuktikan kebenarannya. Perlu ditambahkan di sini, Ali Mustafa Yaqub itu di zaman Presiden Gus Dur dikenal sebaga pendukung Gus Dur terutama dalam hal mau membuka hubungan diplomatik dengan Israel yang selama ini tidak pernah ada, karena Israel adalah zionis. Ali Mustafa Yaqub mendukung hubungan dagang dengan Israel lewat pidatonya dalam satu malam peringatan (Isra' Miraj atau maulid Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, salah satu dari dua itu) yang disiarkan secara nasional lewat televisi dan radio serta media massa lainnya. Akibatnya Ali Mustafa Yaqub banyak dihujat orang terutama ketika berhadapan dengan para da'i. Di antaranya di Klaten Jawa Tengah dan ketika Ali Mustafa Yaqub menatar da'i se Jawa Timur di Masjid al-Hilal Dewan Dakwah Surabaya. Para da'i menghujatnya hingga dia kewalahan. Peristiwa itu terjadi tahun 2000. Adapun gesekan antara Ali Mustafa Yaqub dengan Salafi bisa diingat, bahwa Ali Mustafa Yaqub menulis buku berjudul Hadits- hadits Palsu Seputar Ramadhan, yang terbit tahun 1424H. Dalam buku itu Ali Mustafa Yaqub mengaku: "Kami adalah tidak lebih dari seorang santri pinggiran yang baru belajar hadis kemarin sore." (halaman 85). Tetapi dalam bukunya ini Ali Mustafa Yaqub banyak mencela Ahli Hadits kenamaan abad ini, yaitu Syaikh Nashiruddin Al-Albani yang bukan hanya jadi rujukan Salafi namun sudah masyhur se dunia. Di antara celaan Ali Mustafa Yaqub kepada Syaikh Nashir ini di bukunya itu ada sub judul: Di bawah ketiak al-Albani, Arogansi al-Albani dan sebagainya. Maka dibalaslah oleh Abu Ubaidah dengan buku yang berjudul Syaikh Al-Albani Dihujat, (Pustaka 'Abdullah, Jakarta, Oktober 2005). Di antara pemberi kata pengantar ada yang menguliti Ali Mustafa Yaqub dengan tandas: Saudaraku Ali Mustafa Yaqub di dalam kitabnya tersebut dari mulai halaman 49 sampai akhir kitab (hal. 141) telah melakukan perbuatan-perbuatan tercela —kalau tidak mau dikatakan sangat tercela— di antaranya: Talbis dan tadlis-nya, menghilangkan amanat ilmiyyah, bohongnya, takalluf-nya, taqlid-nya, celaannya terhadap Ulama, kesombongannya di hadapan Ulama, kejahilannya dalam ilmu hadits, kejahilannya dalam fiqih hadits. Membantah dan membodohi dirinya sendiri dengan kata lain Ali Mustafa Yaqub membantah Ali Mustafa Yaqub. (lihat buku Syaikh Al-Albani Dihujat, halaman xxiv, kata pengantar Al-Ustadz Abu Unaisah 'Abdul Hakim bin Amir Abdat). Tampaknya, dalam hal dua gesekan, yang satu tentang dukungan Ali Mustafa Yaqub terhadap Gus Dur yang mau membuka hubungan dengan Israel, dan satunya lagi tentang celaannya terhadap Syaikh Al-Albani itu kini bertambah lagi dengan adanya pengakuan Direktur Penerangan Agama Islam itu tadi.
Kualitas Pejabat yang Membimbing Para Penyuluh Umat Islam.
Mengenai pembicara yakni Ahmad Jauhari, bisa dikemukakan di sini, dia sebelum menjadi Direktur Penerangan Agama Islam adalah Kepala Biro Kepegawaian Departemen Agama Pusat. Dalam pidatonya itu kadang dia berbicara tanpa sumber yang jelas. Contohnya, dia berkata, di Indonesia ini jumlah wanita nakal sebanyak 274.000 orang yang terdaftar. Sedangkan pelanggannya per tahun 10 juta orang. Ketika ada yang bertanya, sumbernya dari mana Pak? Dia jawab, "Jangan tanya, pokoknya ada deh!" Direktur penerangan Agama Islam berada di bawah Dirjen Bimas (Bimbingan Masyarakat) Islam yang sekarang Dirjennya, Dr. Nasaruddin Umar, yang termasuk tim penulis "Ensiklopedi Islam untuk Pelajar" pimpinan Dr. Nurcholish Madjid terbitan PT Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta 2001, yang isinya menjajakan pluralisme agama (menyamakan semua agama) yang menurut Islam merupakan aqidah kemusyrikan. Di antaranya menegaskan: "Pahala bersifat universal, dalam arti berlaku untuk semua umat beragama, tidak hanya umat Islam." (Jilid 4, halaman 117). (swaramuslim.net, Pejabat Departemen Agama Memfitnah Salafi, Oleh : Redaksi 23 Apr 2007 - 2:46 pm, Laporan Muhammad Umar Alkatiri). (Tentang bahaya Ensiklopedi Islam untuk Pelajar susunan Dr Nurcholish Madjid dkk, silakan baca buku Hartono Ahmad Jaiz, Bunga Rampai Penyimpangan Agama di Indonesia, pustaka Al-Kautsar, Jakarta 2007). Dengan demikian, ungkapan bahwa hancurnya Islam itu adalah dari umat Islam sendiri, dalam hal ini tampak nyata, karena bukan sekadar dari umat Islam, tetapi dari sebagian tokohnya. (bersambung, insya Allah)
(Dari buku Hartono Ahmad Jaiz berjudul Nabi-Nabi Palsu dan Para Penyesat Umat, dengan sedikit tambahan dan editing).
(eramuslim.com)

"Saya Muslim, Jangan Panik"

"Saya Muslim, Jangan Panik"

 
 "I'm Moslem. Don't Panic" kata-kata itu tertulis di kaos yang dikenakan Nathan Ellington, saat ia diwawancari wartawan pada tahun 2007 lalu. Tapi ia menolak difoto atau tampil di depan kamera televisi saat mengenakan kaos itu, karena khawatir ada orang yang merasa tersinggung dengan tulisan tersebut.

Nathan Levi Fontaine Ellington memang harus pandai menjaga sikap, karena ia termasuk figur masyarakat di Inggris. Lelaki kelahiran Bradford, West Yorkshire pada 2 Juli 1981, adalah pesepakbola yang namanya cukup terkenal di negeri itu.
Pemain Liga Premier yang sekarang bergabung dengan klub sepakbola Preston North End itu, sebenarnya sangat terbuka dengan keislamannya. Ia menjadi salah satu pesebakbola Muslim diantara pesepak bola Muslim lainnya yang bermain di Liga Premier seperti Mo Sissoko, Hameur Bouazza, Diomansy Kamara dan Nicolas Anelka.
Tapi menjadi seorang Muslim di Inggris bukan persoalan yang mudah, meski negara itu cukup terbuka dengan kaum Muslimin.
Ellington masuk Islam pada tahun 2004 setelah menikah dengan seorang muslimah asal Bosnia bernama Alma. Namun kakak Ellington bernama Jason yang lebih dulu masuk Islam, ikut berperan dalam keislamannya. Ellington, yang mengaku bukan seorang Kristiani yang taat sebelum masuk Islam, tidak menghadapi kendala berarti dari keluarganya saat memutuskan masuk Islam, dan menunjukkan komitmennya sebagai muslim dengan menjalankan semua kewajiban seperti puasa Ramadan dan salat lima waktu.
Ketika ditawari bermain untuk Klub Watford tahun 2007 lalu, Ellington bicara dari hati ke hati dengan manajer klub Aidy Boothroyd sebelum menandatangani kontrak, tentang keislamannya. "Saya bicara padanya tentang kewajiban yang harus saya lakukan sebagai seorang muslim. Saya menjelaskan masalah ini, karena sebagai seorang pemain yang muslim, saya dianggap berbeda dengan pemain lainnya. Ternyata, dia (Boothroyd) tidak masalah dengan semua itu," tutur Ellington yang dibayar 3,25 juta poundsterling oleh klub Watford.
Ia juga menyatakan tidak menemukan kesulitan dalam menjalankan ibadah, utamanya salat lima waktu di tengah jadwal latihan yang padat. Jika harus latihan sehari penuh, ia meminta waktu lima atau sepuluh menit saat waktu salat tiba.
"Saya selalu bawa sajadah. Manajer saya tidak mempermasalahkannya. Ia menghormati bahwa salat adalah sesuatu yang harus saya laksanakan," kata Ellington.
Ia beruntung karena pelatih dan manajernya bisa memberikan keleluasaan padanya untuk menjalankan ibadah, meski beberapa teman satu timnya sering menjadikannya sebagai bahan lelucon. Olokan yang membuatnya paling tak enak didengar adalah saat ia dipanggil "Beardo, namun Ellington tidak terlalu ambil pusing.
Di klub lain, seorang pemain dijuluki "Bomber" hanya karena pemain itu seorang muslim. "Sebagian orang berpikir itu sesuatu yang lucu, padahal sama sekali tidak lucu. Ada banyak isu yang lebih besar di luar sana. Banyak orang kehilangan nyawa, atau kehilangan orang yang mereka cintai. Ada garis batas yang harus ditarik," imbuhnya.
Menurut Ellington, jika hal semacam itu terjadi, masalahnya bukan pada agama tapi pada manusiannya. "Agama itu sendiri tidak pernah mengajarkan hal-hal yang buruk. Islam mendorong Anda untuk memahaminya, mempelajarinya. Dan saya tidak menemukan hal-hal yang salah dalam Islam. Islam tidak mengajarkan Anda untuk jadi orang jahat," tukas Ellington.
"Anda tahu, selalu ada orang yang jahat dalam setiap agama. Tapi persoalannya bukan terletak pada ajaran agamanya yang jelek, tapi pada manusianya. Ini yang harus dipahami ... Mungkin pengetahuan mereka minim. Jika mereka mau berdiskusi dengan saya, saya dengan senang hati berbagi dengan mereka," tandasnya.
"Jujur, Islam tidak mempengaruhi aktivitas sepakbola saya. Saya memang melihat banyak prasangka buruk pada agama saya. Tapi dalam tim ini, saya tidak pernah mengalami serangan bernuansa rasis, justru teman saya yang bukan muslim yang mengalami hal itu," tukas Ellington. (ln/berbagai sumber)
( Eramuslim.com)

Rabu, 27 April 2011

Pembangunan Di Daerah Garut Belum Merata


Tepatnya di Kampung Nyalindung (Cihanja) Desa Caringin Kecamatan Karang Tengah Kabupaten Garut. Di daerah ini sampai saat ini akses jalan dan listrik sangat memprihatinkan  belum ada perhatian dari pemerintah setempat, sehingga mereka tidak merasakan apa yang telah dirasakan oleh para wakil rakyat tersebut atau masyarakat pada umumnya. menurut pengakuan Bapak Dodo selaku ketua Rt. di kampung tersebut mengatakan: 'kami sudah beberapa kali mengajukan permohonan listrik tetapi pihak terkait menolak dengan alasan karena lokasi yang tidak terjangkau katanya, harus mengadakan kira-kira lima tiang listrik, bagi masyarakat kampung yang tarap ekonominya dibawah untuk makanpun susah mana mampu membeli lima tiang listrik belum lagi biaya yang lain-lain ungkapnya'. Akhirnya wargapun nekat mereka membeli kabel kurang lebih panjangnya berukuran  2500M. memakai berpuluh- puluh tiang bambu di sambungkan ke rumah tetangga kampung yang sudah tersedia pasilitas listriknya, akhirnya mereka dapat menikmati pasilitas listrik walaupun mereka dalam keadaan kegalauan/ ketakutan adanya denda dari pihak terkait apabila mereka ketahuan menyambungkan kabel tanpa izin pihak terkait, dan bukan hanya itu saja ketakutan yang menimpa warga, merekapun takut jalur atau kabel mereka konslet tertimpa pohon atau rubuh oleh angin. sehingga ditakutkan menyebabkan kebakaran atau kecelakaan. kondisi seperti ini berlangsung dari tahun 2000an sampai Maret, 2011.

Setelah sekian lama mereka menghawatirkan bahaya tersebut, akhirnya pada bulan Maret 2011, apa yang mereka hawatirkan terjadi. KWH/ Meteran yang dipakai menyambung kabel tersebut terbakar, beruntung tidak ada korban jiwa hanya 'Meteran'  tersebut terbakar sehingga warga yang melihat kejadian tersebut langsung memutus sambungan listrik dan memadamkannya dengan air. karena kejadian ini mereka merasakan kembali gelapnya penerangan seperti di jaman- jaman baheula, anak-anak belajar; mengerjakan PR sekolah, mengaji pada waktu malam menggunakan lampu tempel istilah sunda 'cempor' lampu yang dibuat dari kaleng bekas susu diberikan sumbu didalamnya minyak tanah yang pada saat ini harga minyak tanah di kampung tersebut selangit selain harganya sangat mahal susah mendapatkannya. dipagi harinya selepas bangun tidur hidung mereka penuh dengan tempelan asap hitam yang terhirup oleh hidung mereka dari cempor.

Setelah sebulanan mereka merasakan kembali gelap tanpa penerangan, akhirnya mereka berinisiatif patungan membeli KWH/ meteran yang penyimpanannya dititipkan ke rumah tetangga kampung, dengan tetap menggunakan jalur kabel sebelumnya, kira-kira sepanjang  2500M. sampai saat ini belum ada perhatiannya dari pemerintah daerah tersebut padahal ini merupakan salahsatu tugas pemerintah mengayomi dan membantu kesusahan mereka, seperti halnya mereka telah didukung bahkan secara tidak langsung mereka di gaji oleh masyarakat.

Sampai kapan mereka merasakan derita tersebut??? .Entahlah... Wallahu 'Alam...

Selasa, 26 April 2011

Garut Ditimpa longsor

Jalankuu.blogspot.com.- Innaa lillaahi wainnaa ilahi raajiuu'n. Musibah ini terjadi di kampung Campaka, Desa Godog, Kecamatan Karangpawitan. menurut salah satu warga lima orang telah meninggal, korban meninggal baru bisa ditemukan pada jam 11 malam dan  lima orang tersebut masih satu keluarga. kejadian tersebut setelah ditimpa hujan tiga jam lebih.  Letak rumah keluarga tersebut dibawah tebing yang diatasnya berada saluran air sehingga mudah longsor.

Adapun korban meninggal yang sudah di temukan dari satu keluarga tersebut adalah: 
Iin, 55 tahun bersama istrinya Omih, 48 tahun beserta kedua anaknya Ihom, 15 tahun dan Mimah, 12 tahun. Saudara Iin yang tengah berkunjung juga ikut menjadi korban, yakni Endin, 56 tahun, warga Kampung Panagan, Kelurahan Margawati Kecamatan Garut Kota.

Bayi Sehat, Konsumsi Madu


Biasakan konsumsi Madu sejak merencanakan kehamilan Insya Allah Ibu dan Bayi sehat... keluargapun sehat. 

 

Rabu, 20 April 2011

Agar Terhindar Dari Sengatan Lebah

Agar terhindar dari sengatan lebah, ketika kita berhadapan dengan lebah bagai manapun kondisinya hindari menepis atau menyentil lebah yang nempel di tubuh kita, biarkan dia mengenali tubuh kita, perlakukanlah lebah dengan lembut dengan penuh kehati-hatian dan ketelatenan.

Agar lebah madu betah, tidak kabur

Selain dijauhkan dari gangguan hama,tentunya kandang harus kondisi baik, terbuat dari kayu spt suren atau mahoni setebal kira2 dua cm, ukuran besar kandang harus disesuaikan denga besar koloni lebah, kandang tidak kekecilan, perlu juga dijaga dari cuaca panas dan hujan bisa ditambahkan atap diatas kandangnya baik dengan genteng tanah, alang-alang atau daun kelapa yang sudah disusun rapi.

Berternak Lebah Madu (Apis Cerana)

Pemeriksaan ratu lebah

Selasa, 19 April 2011

Peternakan Lebah Madu Alhulwa


Peternakan Lebah Madu Alhulwa
Alamat: Kampung Nyalindung Hilir-Cihanja Des. Caringin, Kec. Karang tengah, Kab. Garut.

Berternak lebah Afis Cerana dengan memanfaatkan fasilitas yang ada,  Insya Allah akan terus tumbuh berkembang menjadi besar... 

Kang Asep Turok (Petugas)sedang memeriksa Ratu Lebah.

Sedang memperbaiki Koloni dan Sisiran Lebah.

Pemindahan koloni lebah ke kandang yang lebih besar.

Pemindahan koloni ke kandang baru.

Pak Engkin (My father) sedang membuat atap kandang, lebah agar nyaman, terlindung dari cuaca panas dan hujan.


Kandang/ Kotak Lebah:
A.1

A.2






Panen Madu

Kamis, 14 April 2011

Primitifnya Pasukan Salib (1)

Primitifnya Pasukan Salib (1)

Perang Salib merupakan salah satu episode sejarah yang banyak diminati kaum sejarawan dunia. Berbagai kisah dan fakta tentangnya kian ditelusuri kian menarik perhatian. Salah satu peneliti yang sangat serius dan intens menelusuri fakta-fakta seputar Perang Salib ini adalah Profesor Carole Hillenbrand. Guru Besar Studi Islam dan Bahasa Arab di Universitas Edinburgh, Skotlandia, ini telah menghasilkan sebuah karya tulis yang cukup fenomenal, berjudul “The Crusade: Islamic Perspectives” (Edinburgh, 1999). Buku yang tingkat ketebalannya nyaris mencapai seribu halaman ini mendapat penghargaan The King Faisal International Prize for Islamic Studies.

Yang menarik, beda dengan telusuran sejenis tentang Perang Salib, dengan jujur peneliti ini memuat juga fragmen-fragmen tentang tingkah laku para ksatria salib, kaum Frank, semasa mereka menduduki tanah suci Yerusalem yang benar-benar primitif dan bisa membuat kita geleng-geleng kepala saking herannya. Banyak yang dipaparkan dalam buku yang telah diindonesiakan dengan judul “Perang Salib, Sudut Pandang Islam” (2005) tersebut, namun karena keterbatasan halaman, sebagian kecil saja yang akan dimuat dalam artikel berseri ini.


Kesaksian Ibu Jubayr

Ibnu Jubayrs merupakan seorang pengelana asli Spanyol yang terbiasa menjalin kontak dengan kaum salib di Andalusia. Ketika Godfrey de Bouillon memimpin pasukan Salib gelombang pertama ke Yerusalem dan berhasil mendudukinya pada tahun 1099, sejumlah kota dijadikan kantung-kantung konsentrasi pasukan Salib di antaranya Acre.

Dalam perjalanannya melalui Tanah Suci Yerusalem, Ibnu Jubayr menjumpai kebiasaan-kebiasaan orang-orang Salib ini, termasuk ksatrianya, yang kala itu lazim disebut sebagai orang Frank, yang jauh dari kesan beradab sehingga menimbulkan kecaman, keheranan, dan sekaligus menjadi bahan olok-olok kaum Muslim terhadap mereka.

Acre merupakan salah satu kota pelabuhan utama menuju Yerusalem. Hampir semua pasukan Salib yang berangkat dari Eropa utara ke Yerusalem melalui laut bisa dipastikan mendarat di kota ini. Ibnu Jubayr melukiskan, “Setelah orang-orang Frank datang dan tinggal di kota pelabuhan ini, kota yang tadinya indah menjadi kotor dan berbau busuk. Penuh sampah dan kotoran. Mereka (orang-orang Frank) ini membuang kotoran di jalan-jalan dan di sembarang tempat, sehingga jalan-jalan penuh dengan kotoran manusia. Tak heran jika surat pertama yang dilayangkan pimpinan pasukan Salib kepada induk pasukannya yang masih berada di Eropa adalah permintaan dikirimkan sepatu dalam jumlah besar, karena jalan-jalan penuh dengan kotoran manusia.”

Bukan itu saja, yang lebih menggelikan, kotoran manusia ternyata juga secara ‘rahasia’ diolah menjadi bagian dari ritual suci gereja-gereja sekitar Yerusalem, bahkan diperjual belikan dengan harga yang sangat mahal melebihi emas.

Dalam sastra populer, The Tale of ‘Umar ibn Nu’man yang dimuat dalam Alf Laylah wa Laylah, yang mengungkapkan pandangan kaum Muslimin terhadap orang-orang Salib semasa pendudukan di Yerusalem dan sekitarnya, diungkapkan:

“Saya ceritakan padamu sesuatu tentang pedupaan agung dari kotoran uskup. Ketika Uskup Agung Kristen di Konstantinopel memberi isyarat, para pendeta segera mengumpulkannya dalam sehelai sutera dan menjemurnya. Mereka kemudian mencampurkannya dengan minyak misik, damar, dan kapur barus, dan, ketika telah cukup kering, mereka membuatnya menjadi bubuk dan memasukkannya ke dalam kotak-kotak kecil keemasan. Kotak-kotak ini kemudian dikirimkan kepada semua raja dan gereja Kristen, dan bubuk tersebut digunakan sebagai pedupaan paling suci untuk semua penyusian Kristen pada setiap kesempatan yang khidmat, untuk memberkati mempelai wanita, untuk membuat wangi bayi, dan untuk memberkati para pendeta saat pentahbisan.

Karena kotoran asli dari uskup itu hampir tidak mencukupi untuk 10 wilayah, sangat kurang untuk semua wilayah-wilayah Kristen, para pendeta biasanya memalsukan bubuk tersebut dengan mencampurkan bahan-bahan yang ‘kurang suci’ ke dalamnya, kalau bisa dikatakan begitu, yaitu kotoran dari uskup yang lebih rendah tingkatannya, bahkan kotoran-kotoran para pendeta itu sendiri.

Penipuan ini sulit diketahui. Orang-orang Yunani menjijikkan ini menghargai bubuk tersebut untuk kebaikan-kebaikan yang lain: mereka menggunakannya sebagai obat sakit mata dan sebagai obat sakit perut dan usus. Namun, hanya para raja dan ratu dan orang-orang yang sangat kaya yang mampu memperoleh pengobatan ini, karena lantaran persediaan bahannya yang sangat terbatas, bubuk seberat satu dirham biasa dijual seharga seribu dinar emas. Harganya sangat mahal memang.”

Diketahui pula jika orang-orang Frank ini jarang sekali mandi dan membersihkan tubuhnya. Di negeri asalnya, mereka biasa membersihkan tubuh hanya sekali dua kali selama setahun dan mengenakan baju yang itu-itu saja tanpa pernah mencucinya hingga baju tersebut koyak karena tua. [bersambung/rizki]
Cofy rg: Eramuslim.com

Kamis, 07 April 2011

Obat Flu Mujarab


Dalam kondisi cuaca yang ekstrem dan polusi semakin menjadi-jadi, sangat mudah sekali kita terserang flu sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Selama ini penanganan flu biasanya diberikan antibiotik atau obat flu biasa, padahal sampai saat ini belum ada obat medis yang mujarab untuk mengatasi flu bahkan menurut para Dokter dengan menggunakan antibiotik dan obat-obatan biasa, akan menyebabkan lemahnya antibodi dan mengebalkan penyakit. dampaknya penyakit semakin hari semakain ganas tubuh kita semakin lemah sehingga mudah terserang penyakit spt Flu.

Untuk mengatasi Flu Cobalah tips berikut:
1. Baca Basmalah.
2. Cuci muka dan tangan Sesering mungkin atau lebih baik dengan berwudlu
3. Ambil GARAM, colek GARAM dengan jari tangan lalu jilatlah. sehari cukup 3x
4. Perbanyak minum air bening./ untuk anak dibawah umur (bayi) berikan ASI sesering mungkin

Garam terbukti bisa mengusir bakteri dan virus sejenis Flu. Setelah mengkonsumsi garam, cairan/ lendir sarang flu dari tenggorokan dan saluran hidung mudah keluar maka keluarkanlah.

Cara diatas telah terbukti Manfaatnya cobalah...!

Oleh: D. Koswara

"Pembakaran Al-Quran, Serangan Terhadap Semua Orang"

"Pembakaran Al-Quran, Serangan Terhadap Semua Orang"
Sebuah organisasi pemuda Muslim terkemuka di Inggris mengutuk keras insiden pembakaran Al Qur'an di AS dan dampaknya di Afghanistan.

"Pembakaran Al Qur'an yang dilakukan oleh Pastor Terry Jones dan para fanatiknya itu harus dikutuk tanpa reservasi," kata Mohammed Shafiq, Kepala Eksekutif Ramadhan Foundation, dalam surat yang dikirimkan ke Press TV.

"Pembakaran Al-quran adalah serangan pada semua orang dan kami harus melakukan langkah apapun yang kami bisa untuk setiap usaha yang berusaha menyamarkan serangan tersebut," tambahnya.

"Kami juga mengutuk pembunuhan yang tidak masuk akal terhadap staf PBB di Mazar-i-Sharif," katanya, mendesak pihak berwenang Afghanistan untuk membawa para teroris ke pengadilan."

Setidaknya 24 orang, termasuk tujuh staf PBB, telah tewas dalam gelombang protes terhadap pembakaran salinan Al-Qur'an yang dilakukan oleh pendeta Amerika bulan lalu.

Para pekerja PBB tewas ketika demonstran menyerang kompleks mereka di kota utara Mazar-Sharif-i.

Shafiq juga mendesak umat Islam di seluruh dunia untuk melakukan aksi protes damai dan tidak mengizinkan aksi kefanatikan mengambil kesempatan untuk menjelekkan komunitas Islam."

Aksi protes sendiri berlanjut untuk hari ketujuh di Afghanistan terkait atas penodaan Al-Qur'an.

Ratusan warga Afghanistan melakukan aksi protes baru di ibukota Kabul pada hari Kamis kemarin (7/4), polisi dan saksi mata mengatakan.

"Ada aksi protes damai oleh sekitar 300 orang di depan Masjid Eid Gah. Untungnya, tidak ada aksi kekerasan dan hal ini berlangsung sekitar satu jam," kata juru bicara polisi Kabul Hashmat Stanikzai.(fq/prtv)
Cpy rg: eramuslim.com

Pasukan Israel Tangkap 100 Wanita Palestina di Tepi Barat

Pasukan Israel Tangkap 100 Wanita Palestina di Tepi Barat

Pasukan Israel menyerbu desa Awarta di Tepi Barat utara pada hari Kamis kemarin (7/4), menangkap lebih dari 100 perempuan ketika mereka memburu para pembunuh sebuah keluarga Israel, kata pejabat setempat.

Militer juga menggunakan buldoser untuk menghancurkan rumah-rumah Palestina di sebuah desa pertaniandi Tuba, suatu daerah di bawah kendali Israel, menurut pejabat keamanan Palestina.

Di Awarta, ratusan pasukan memasuki desa setelah tengah malam dan memberlakukan jam malam setelah mereka mulai mengumpulkan para wanita, dewan kepala daerah Tayis Awwad mengatakan kepada AFP.

Mereka melakukan pencarian dari rumah ke rumah sepanjang malam, katanya. Sumber-sumber keamanan Palestina membenarkan informasi yang sama.

Para wanita, beberapa di antaranya orang tua, ditempatkan di kamp dimana militer mengambil sidik jari dan sampel DNA sebelum sebagian besar dari mereka dibebaskan, kata sumber Palestina.

Otorita Palestina (PA) mengutuk tindakan Israel tersebut, jurubicara PA Ghassan Khatib menyebut kampanye Israel telah melakukan tindakan biadab terhadap rakyat Awarta."(fq/afp)
cpy rg: eramuslim.com

Rabu, 06 April 2011

Lain Guru, Lain Murid: Sejarah JIL Merusak Akidah Islam di Indonesia (2)

Lain Guru, Lain Murid: Sejarah JIL Merusak Akidah Islam di Indonesia (2)
Setelah didirikan pada tanggal 8 maret 2001, praktis JIL mulai disibukkan pada serangkaian agenda-agenda penting mereka untuk membumikan garis Islam liberal yang sudah sempat booming pada era 1970-an.

Situs JIL pun launch bertetepatan pada tanggal yang sama. Menurut Budy Munawar Rachman, JIL bukanlah organisasi formal layaknya Muhammadiyah dan NU. JIL hanyalah organisasi jaringan yang lebih bersifat cair dan lepas.

Dalam situsnya, Islam liberal dalam pandangan JIL adalah suatu bentuk penafsiran tertentu atas Islam dengan landasan: Pertama, membuka pintu ijtihad pada semua dimensi Islam. Kedua mengutamakan semangat religio-etik dan bukan makna literal teks. Ketika mempercayai kebenaran yang relatif, terbuka dan plural.

Keempat memihak pada minoritas yang tertindas. Kelima meyakini kebebasan beragama. Keenam memisahkan otoritas duniawi dan ukhrawi serta keagamaan dan politik (sekularisme).

Para intelektual muda yang terlibat dalam pengelolaan Jaringan Islam Liberal angkatan pertama adalah: Goenawan Mohammad, Ahmad Sahal, Ulil Abshar Abdalla, Luthfie Asy-syaukanie, Hamid Basyaib dan Nong Darol Mahmada. Bisa dikatakan nama-nama ini pas jika dijuluki sebagai founding father JIL secara kelembagaan.

Namun jika dikerucutkan kembali, kemunculan JIL tidak lepas dari tangan Ulil Abshar Abdalla (Lakpesdam NU), Ahmad Sahal (Jurnal Kalam), dan Goenawan Mohamad (ISAI) sebagai trimurti berdirinya JIL yang sempat melontarkan wacana itu ketika duduk-duduk di Jalan Utan Kayu 68 H, Jakarta Timur, Februari 2001.

Lain Guru, Lain Murid

Uniknya, jika kita berkaca pada nama-nama di atas, tak sedikit pengalaman mereka dipenuhi oleh deretan riwayat pendidikan pesantren dan perguruan tinggi Islam yang cukup kuat di Indonesia. Tak jarang pula mereka sempat berguru kepada para Ulama dan dosen yang sangat tulus dan lurus dalam memahami Islam.

Mari kita ulas satu persatu. Ahmad Sahal, misalnya, ia adalah Juara Pertama Pembaca Kitab Kuning dalam ajang Lomba Baca Kitab Kuning di Kampus IAIN Syahid Jakarta tempo dulu.

Sahal juga berasal dari keluarga NU. Pernah mengenyam pendidikan di pesantren Futuhiyyah, Mranggen Demak dan al-Falah, Ploso, Mojo, Kediri. Atau Ulil Abshar Abdalla, mantan Mahasiwa LIPIA (Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab) yang keluar dari “mainstream”. Ia sempat kuliah di LIPIA pada tahun 1988 sampai 1993 sebelum sempat di drop-out.

Seperti mahasiswa LIPIA pada umumnya, Ulil juga mempelajari kita-kitab Ibnu Taimiyyah yang sangat indah dan bernuansa tauhid sebagai keharusan seorang mahasiswa kala itu. Ulil nyaris saja mendapat gelar sarjana di Fakultas Syari'ah, namun sayang berkah LIPIA urung dia dapatkan hingga kemudian dikeluarkan oleh pihak kampus tanpa sempat menyabet gelar sarjana.


Sebagai santri, Ulil muda juga adalah seorang pelajar di Madrasah Mathali'ul Falah, Kajen, Pati, Jawa Tengah yang diasuh oleh KH. M. Ahmad Sahal Mahfudz (wakil Rois Am PBNU periode 1994 1999 dan Rois Am PBNU 2004-2010). Tak hanya itu, Ulil juga pernah “mondok” di Pesantren Mansajul 'Ulum, Cebolek, Kajen, Pati, serta Pondok Pesantren Al-Anwar, Sarang, Rembang.

Berbeda dengan Ulil yang membela Ahmadiyah, KH Sahal Mahfudz justru terkenal keras menentang Ahmadiyah. Romo Kyai -begitu para santri memanggilnya termasuk Ulil- meminta agar Ahmadiyah keluar dari Islam. Beliau terkenal garang dalam mengkritik kalangan muda NU yang memakai jurus “Atas nama HAM” untuk membela kehadiran Ahmadiyah.

KH. Sahal dengan tegas menyatakan bahwa Ahmadiyah mempunyai akidah yang berbeda. KH. Sahal Mahfudz pun telah berkali-kali menyatakan Ahmadiyah sesat dan meminta pemerintah untuk membubarkan dalam kapasitasnya sebagai petinggi Majelis Ulama Indonesia.

Kisah lain guru, lain murid selanjutnya berlanjut jika kita menyebut nama Nong Darol Mahmada. Perempuan muda yang “istiqomah” melepas jilbabnya setelah mangkat dari IAIN Syarif Hdiayatullah Jakarta ini pernah menulis tentang pengalamannya menjadi seorang yang taat beribadah sebelum singgah mengadopsi pemikiran liberal.

“Aku lahir dari keluarga santri. sejak kecil belajar mengaji. Lulus SD, terus nyantri di pesantren Cipasung Tasikmalaya dari SMP-SMA. Padahal orang tuaku punya pesantren dan sekolah.”

Bahkan mantan kader Forum Mahasiswa Ciputat (FORMACI) kala kuliah itu terang-terangan mengakui bahwa dirinya berada dalam derajat liberal yang kaffah. Simaklah ucapannya berikut ini:

“Di Freedom Institute dan Jaringan Islam Liberal, kita semua dekat seperti saudara. Yang menyatukan kita adalah kita benar-benar menjadi liberal yang kaffah. Kita merasa satu ide, satu perjuangan.”

Padahal jika kita tarik ke belakang, nama Pondok Pesantren Cipasung bukanlah institusi pendidikan Islam yang bisa dipandang sebelah mata. Pesantren terkemuka di Indonesia ini diasuh oleh sorang ulama kharismatik yang terekam dalam sejarah siap mengadai nyawa demi tegaknya Islam di bumi nusantara.

Pondok pesantren Cipasung Tasikmalaya didirikan pada tahun 1930 oleh almarhum KH. Ruhiat dengan semangat syiar Islam yang besar. Almarhum adalah tokoh yang sangat terkemuka pada zamannya. Beliau demikian teguh memegang prinsip Syariat Islam dan gigih mewarisi pendidikan Pesantren sekali pun halangan dan rintangan menghadang terutama dari pihak Kolonial yang menyebabkan Alm. KH. Ruhiat harus keluar masuk penjara.

Walaupun hidup dalam keadaan mencekam, beliau dengan penuh kesabaran dan ketawakalan kepada Allahuta’ala, tidak henti-hentinya membina pesantren ini dengan ikhlas, memberikan pendidikan dan pengajaran kepada para santri tanpa mengenal lelah siang dan malam. Semuanya itu demi cita-cita mulia yakni mendidik generasi muslim menjadi insan soleh dan takwa di jalan agama.

Bahkan Belanda pernah berusaha membunuh KH. Ruhiat dengan melepaskan serentetan tembakan ke arahnya, namun berkat pertolongan Allah SWT, usaha ini gagal. Kendati demikian, bukan berarti tidak ada korban dalam aksi penyerangan itu. KH. Ruhiat boleh selamat, namun muntahan peluru tersebut justru mengenai tiga orang santri yang setia bersama almarhum kala itu.

Abdur Rozak yang berasal dari Tawang Banteng dan Ma’mun yang berasal dari Rancapaku keduanya gugur sebagai syuhada. Sedangkan santri lainya bernama Aen, mendapat luka lebar di bagian kepala.

Setelah dahsyatnya ancaman, teror, dan kekejaman datang silih berganti, KH. Ruhiat pun ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara Tasikmalaya. Selama kurang lebih sembilan bulan beliau hidup dalam pengasingan dibalik jeruji besi, hingga pada tanggal 27 Desember 1949 beliau baru kemudian dibebaskan.

Namun sekalipun beraneka cobaan dan cerita pahit senantiasa menghampiri, almarhum KH. Ruhiat tergolong Ulama yang sabar dan ikhlas berjuang menyisipkan iman kepada Allah SWT dalam hatinya. Beliau berprinsip sekalipun hidup dalam kondisi sulit, kegiatan mencetak generasi-generasi soleh di pesantren tidak boleh hanyut tergerus waktu apalagi karam diterpa gelombang.

Entah apa jadinya jika KH Ruhiat masih hidup. Perjuangannya yang mesti dibayar dengan darah dan nyawa untuk mempertahankan pesantren bisa jadi sekarang sedang dikhianati oleh santrinya sendiri.

Dalam situs JIL, Nong Darol Mahmada pernah mengritik pemberlakuan hukum wajib berjilbab dalam Islam. Dengan mempersoalkan dalil sahih pemakaian jilbab, ia memulai tulisannya dengan pertanyaan “Benarkah jilbab itu adalah syariat Islam?”

Lantas dengan menelaah buku “Kritik Atas Jilbab” karya Muhammad Said Al-Asymawi yang diterbitkan oleh JIL bulan April 2003, Nong Darol mendelegasikan pernyataan yang justru tidak akan bisa diterima oleh umat Islam. Ia menulis,

“Sebenarnya konsep hijab bukanlah milik Islam. Dalam kitab Taurat, Injil, bahkan sebelum munculnya agama-agama Samawi, (seperti zaman Asyria), tradisi penggunaan jilbab sudah dikenal. Pelembagaan hijab dalam Islam didasarkan pada ayat 24 Surat An-Nur."

Menurut Nong, kalimat dalam ayat itu “hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya” adalah merupakan reaksi dari tradisi pakaian perempuan Arab jahiliah karena menurut tafsir Ibnu Katsir, perempuan zaman jahiliah biasa memperlihatkan lehernya. Artinya, ayat jilbab di atas bersifat kondisional.”

Lalu dengan mengutip Abu Syuqqah, Nong menulis bahwa kalimat “yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenal…” dalam ayat 33:59, menunjukkan bahwa maksud, penggunaan jilbab adalah untuk membedakan perempuan merdeka dan perempuan budak, bukan pada substansi ajaran Islam. Bahkan lebih jauh lagi, Nong mengomentari bahwa ayat ini menunjukkan ketidakjelasan Islam dalam melihat posisi budak.

“Inilah yang dipahami bersifat elitis dan diskriminatif. Karena dengan ayat ini, ingin membedakan status perempuan Islam yang merdeka dan budak. Di sini dapat dilihat ambiguitas Islam dalam melihat posisi budak. Satu sisi ingin menghancurkan perbudakan, di sisi lain, masih mempertahankannya dalam strata masyarakat Islam misalnya dalam perbedaan berpakaian di atas.” tulis nong.

Kisah "penghianatan" murid kepada guru juga terjadi pada pendiri JIL lainnya yakni Luthfie Asy-Syaukani. Luthfie yang pernah melukai hati umat ketika menyamakan kasus Lia Eden dengan apa yang dialami Nabi Muhammad SAW, tidak lain adalah mahasiswa Prof Naquib Al Attas saat di ISTAC-IIUM Malaysia dalam jenjang Magister.

Berbeda dengan sang murid, Prof Al Attas adalah akademisi yang sangat concern melawan liberalisne, sekularisme, dan pluralisme Agama. Dari kegigihan Prof Al Attas lah lahir nama-nama cendekiawan muslim Indonesia yang kini silih berganti menangkal bahaya penyesatan Jaringan Islam Liberal. Sebutlah seperti DR. Adian Husaini, DR. Syamsuddin Arif hingga DR. Hamid Fahmy Zarkasy.

Dalam menepis bahaya Sekuarisme dimana ada pemisahan antara agama dan politik, serta relasi Islam dan Ilmu, Al Attas sampai membuat satu buku berjudul “Islam and Secularism”.

Al Attas jua lah yang menekankan tiap mahasiswanya untuk tidak minder terhadap Barat. Al-Attas kemudian menuding bahwa konsep ilmu sekular Barat adalah sumber kerusakan terbesar bagi umat manusia saat ini.

Karena itu, saat menjadi Keynote Speaker pada Konferensi Pendidikan Islam di Mekkah, 1977, Al-Attas menggulirkan makalah berjudul ”The Dewesternization of Knowledge.” Dan langkah awal diajukannya untuk membangun peradaban Islam adalah “Islamisasi Ilmu.”

Sekali lagi: Lain guru, lain murid. Sebaliknya, Luthfie amat kagum kepada Barat. Ia pernah mengecam umat muslim yang alergi terhadap sekularisme. Dalam tulisannya, Berkah Sekularisme, yang dimuat pada koran Jawa Pos tahun 2005, Luthfie menyatakan bahwa Sekularisme adalah berkah bagi agama-agama.

“Dalam perkembangannya, sekularisme menjadi konsep yang sangat efektif, bukan hanya dalam meredam konflik dan ketegangan antara kuasa agama dan negara, tapi juga dalam memberikan landasan pada demokrasi dan persamaan hak.” Tulis Luthfie.

Bahkan saat ditanya, perspektifbaru.com terkait apakah soal agama perlu atau tidak diurusi oleh negara, Luthfie menjawab enteng, “Saya kira tidak perlu..Urusan-urusan yang terkait dengan pemahaman keagamaan biarkan masyarakat yang mengurusi itu.“

Sungguh, andaikan para murid tersebut yakin atas cahaya Islam, mereka bisa jadi tidak sedang berada dalam gerbong-gerbong sejarah kelam seorang murid yang mengkhianati gurunya. Semoga tidak lahir murid-murid seperti ini di waktu-waktu yang mendatang. (bersambung/pz)
cpy in, eramuslim.com

Hakim Inggris Masuk Islam: "Inilah Kehidupan Sejati yang Saya Inginkan"

Hakim Inggris Masuk Islam: "Inilah Kehidupan Sejati yang Saya Inginkan"

Pekerjaannya memberikan advokasi hukum terhadap anak-anak dan perempuan yang menjadi korban kekerasan, menjadi pembuka jalan baginya untuk mengenal Islam. Dalam beberapa kasus yang ia tangani, ada beberapa diantaranya yang membuatnya harus berhubungan dengan Muslim, yang mendorongnya mencari tahu tentang agama Islam dan bergaul dengan komunitas Muslim.

Dia adalah Marilyn Mornington. Sekarang, ia sudah menjadi hakim distrik di Inggris, dosen bertaraf internasional dan penulis di bidang hukum keluarga dan kekerasan dalam rumah tangga.

Sebagai perempuan, Mornington memiliki prestasi luar biasa di bidang hukum yang digelutinya. Ia meraih gelar sarjana hukumnya dari Sheffield University dan mendapatkan beasiswa dari Notre Dame Convent.

Mornington mulai menjalankan profesinya di bidang hukum khususnya untuk masalah keluarga pada tahun 1976 di Liverpool. Selama perjalanan karirnya, ia pernah menjabat berbagai posisi penting di sejumlah organisasi kemasyarakatan dan keilmuan.

Tahun 1994, Mornington ditunjuk sebagai hakim distrik di Birkenhead, Liverpool. Ia menjadi advokat pertama yang terpilih sebagai hakim distrik pada usia 40 tahun. Selain menjadi hakim distrik, Mornington juga diakui sebagai salah satu anggota World Academy of Arts and Science.

Lalu apa yang istimewa dari seorang Marilyn Mornington, sebagai seorang pakar hukum yang dihormati, hakim distrik dan tokoh masyarakat, ia adalah seorang muslimah. Pada tahun 2005, Marilyn menerima penghargaan "Friends of Islam" atas peran aktifnya untuk membangun hubungan yang baik antara Islam dan Barat.

Dalam rekaman video wawancara antara cendikiawan muslim Hamza Yusuf, Mornington menceritakan perjalanannya menjadi seorang muslim;

Selama 10 sampai 12 tahun sebelum masuk Islam, Mornington menangani isu-isu terkait kekerasan dalam rumah tangga, terutama pada anak-anak dan kaum perempuan, dan dalam beberapa kasus terjadi di kalangan komunitas Muslim. Khsusu untuk muslim, agar bisa memahami persoalan dengan lebih baik, Mornington banyak membaca tentang agama Islam dan bergaul kalangan Muslim.

"Saya sudah mengkhususkan diri di bidang kejahatan terhadap perempuan, kekerasan terhadap perempuan dan penganiyaan terhadap anak-anak selama 10 sampai 12 tahun, untuk tingkat kebijakan yang diterapkan di Inggris Raya. Karena pekerjaan ini, dan ini bukan pilihan saya sendiri, saya menjadi banyak terlibat dalam kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan yang terjadi di komunitas Muslim di negeri ini. Agar saya bisa memahami dengan lebih baik darimana mereka berasal, saya mulai banyak membaca tentang Islam, mulai membaca Quran dan bergaul dengan kalangan Muslim," papar Mornington.

Tapi ketika seseorang mengetahui "kebenaran", tidak semua orang mengambil langkah berani dan menjawab panggilan "kebenaran" itu dengan berbagai alasan, mulai dari pertimbangan keluarga, teman dan status sosial. Namun buat Mornington, ia merasa ada sebuah kekuatan besar yang menuntunnya ke "jalan yang benar", dan ia merasa tidak ada pilihan lain.

"Saya harus mengatakan, saya tidak berpikir bahwa saya benar-benar punya pilihan dalam masalah ini, bahwa Allah Swt melihat saya, itu saja. Sejak saat itu, tanpa saya inginkan, saya terus bertemu dari satu orang ke orang yang lain, yang mengarahkan saya pada jalan dimana tidak ada tempat buat saya untuk kembali menengok ke belakang. Semakin saya tahu tentang Islam, tentang Nabi Muhammad Saw., menjadi semakin jelas buat saya bahwa inilah yang saya inginkan, tempat dimana saya ingin berada dan inilah apa yang saya ingin yakini," tutur Mornington, hingga ia memutuskan untuk mengucapkan dua kalimat syahadat dan menjadi seorang muslim sampai detik ini.

"Saya merasakan sangat nyaman dengan kehidupan keluarga dan kisah-kisah para isteri Rasulullah Saw. serta para sahabatnya. Dan seiring dengan berjalannya waktu, juga setelah mendengar ceramah dan membaca tulisan Syaikh Hamza, saya makin yakin, inilah kehidupan sejati yang saya inginkan," tandas Mornington. (ln/oi)
copy dr: eramuslim.com

Selasa, 05 April 2011

"Mendagri Prancis Islamofobia dan Memalukan"

"Mendagri Prancis Islamofobia dan Memalukan"
Menteri Dalam Negeri Prancis Claude Guéant dituding Islamofobia dan telah mempermalukan Prancis, setelah melontarkan pernyataan bahwa Muslim Prancis "menimbulkan masalah" bagi negeri itu.

Guéant mengungkapkan pernyataan itu dalam acara debat "Islam dan Sekularisme di Prancis" yang digelar oleh partai Union for Popular Movement (UMP) pada Selasa (5/4).

Debat yang dipimpin oleh pemimpin UMP Jean-François Copé itu, sebenarnya menuai kecaman dari banyak pihak di Prancis, termasuk dalam kalangan partai UMP sendiri. Banyak tokoh partai UMP yang menolak untuk hadir dalam acara debat tersebut, termasuk Perdana Menteri Prancis François Fillon.

Menteri Dalam Negeri, Guéant, yang ikut hadir dalam acara debat itu, mengungkapkan kekhawatirannya melihat pesatnya pertumbuhan komunitas Muslim di Prancis.

"Pertanyaan yang membuat rakyat Prancis prihatin: banyak yang berpikir bahwa penerapan sekulerisme (di Prancis) makin longgar. Pada tahun 1905 (pengesahan undang-undang tentang pemisahaan antara gereja dan negara), komunitas Muslim di Prancis jumlahnya masih sedikit, sekarang jumlah mereka antara 5 sampai 10 juta orang," kata Guéant.

"Pertumbuhan umat Islam dan ajaran Islam tertentu yang mereka jalankan menimbulkan persoalan. Sudah jelas bahwa salat yang mereka lakukan sampai ke jalan-jalan, membuat syok sebagai masyarakat dan para pemuka agama utama di negeri ini menyadari bahwa praktek seperti memberi pengaruh negatif pada mereka," sambung Guéant.

Sementara acara debat "Islam dan Sekularisme" yang kontroversial itu berlangsung, organisasi Banlieues Respect membagikan simbol bintang berwarna hijau pada komunitas Muslim di distrik-distrik kota Paris, sebagai bentuk penolakan terhadap debat yang digelar UMP.

Juru Bicara Partai Sosialis Benoît Hamon mengkriktik pernyataan Menteri Dalam Negeri tentang Muslim dalam acara debat tersebut. Ia menilai Guéant sudah mempermalukan Prancis.

"Mereka bukan memperdebatkan soal sekularisme, tapi memperdebatkan Islam. Saya merasa risih mendengar pernyataan Guéant. Dia sudah mempermalukan Prancis dan masyarakat Prancis," tukas Hamon. (ln/TheConnexion/IW)
Sbr: eramuslim.com

Terlambat, PBB Baru Kecam Aksi Pembakaran Al-Quran di AS

Terlambat, PBB Baru Kecam Aksi Pembakaran Al-Quran di AS

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengutuk aksi penodaan Al-Qur'an yang kembali terjadi di gereja AS di tengah adanya ledakan kemarahan di kalangan umat Islam di wilayah Afghanistan.

"Tindakan tersebut tidak bisa dimaafkan oleh agama apapun," Xinhua mengutip pernyataan Ban yang mengatakan pada hari Selasa kemarin (5/4) dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan setelah pertemuannya dengan sekelompok duta besar yang mewakili negara Organisasi Konferensi Islam.

Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa tindakan tersebut bertentangan dengan upaya Perserikatan Bangsa-Bangsa dan banyak orang di seluruh dunia untuk mempromosikan toleransi, pemahaman antar budaya dan saling menghormati antar budaya dan agama.

Pada tanggal 20 Maret, Terry Jones, pastor dari gereja Dove World Outreach Center di Gainesville, Florida, memicu kemarahan di seluruh dunia dengan menjadi saksi aksi membakar salinan kitab suci Al-Quran.

Jones pertama kali berencana untuk membakar kitab suci Al-Quran tahun lalu pada hari peringatan serangan 11 September tetapi berubah pikiran karena banyaknya kecaman dunia internasional.

Langkah tak bermoral Jones, didukung oleh pemerintah AS sebagai aksi "kebebasan berekspresi" menyebabkan gelombang protes mematikan di Afghanistan pada awal April ini dan memperoleh momentum pekan lalu.

Sepuluh pekerja asing PBB tewas setelah sejumlah kecil pengunjuk rasa yang marah menyerbu markas PBB di Afghanistan utara kota Mazar-i-Sharif dengan latar belakang sentimen anti-Barat di negeri ini.

Setidaknya sepuluh Afghanistan tewas dan 83 lainnya luka-luka di kota selatan Kandahar pada hari Sabtu lalu di hari kedua protes kekerasan atas penodaan Al-Qur'an.

Pernyataan Ban datang pada saat pastor ekstremis Amerika dilaporkan telah mengumumkan rencana untuk melakukan aksi anti-Islam di luar sebuah masjid di Michigan pada 22 April mendatang.(fq/prtv)
Sbr: Eramuslim.com

Jumat, 01 April 2011

Tak Ada Kapoknya, Wilders Kembali Hina Islam dan Nabi Muhammad

Tak Ada Kapoknya, Wilders Kembali Hina Islam dan Nabi Muhammad

Geert Wilders semakin meningkatkan retorika anti-Islamnya dengan menggambarkan Nabi Muhammad sebagai seorang "gila, pedopil, pembunuh pemerkosa" hanya dua minggu sebelum pembukaan persidangan kembali dirinya atas tuduhan menghasut kebencian ras dan Islam.

Pemimpin garis keras anti Islam Belanda dari Partai Kebebasan ini akan dituntut di pengadilan Amsterdam pada tanggal 13 April mendatang untuk tuduhan sebelumnya yang menyamakan Islam dengan Nazisme.

Pada hari Kamis kemarin (31/3) ia kembali memicu kontroversi seputar sikap politik anti-Islam nya dengan menerbitkan sebuah artikel yang mengutip pernyataan akademisi yang menuduh bahwa Nabi umat Islam sebagai pelaku kejahatan mulai dari perkosaan anak hingga ke pembunuhan.

"Sejarah Muhammad menunjukkan bahwa dia adalah seorang pemimpin buas dari sekelompok perampok dari Madinah. Tanpa keberatan mereka melakukan penjarahan, memperkosa dan membunuh," ujar Wilders dalam majalah Belanda HP/De Tijd.

Dalam artikel itu, Wilders, anggota parlemen dari Partai Kebebasan yang mengontrol keseimbangan kekuasaan di parlemen Belanda, mengecam denda yang dikenakan pada feminis Austria untuk tindakannya menghina agama dengan menyebut nabi Muhammad seorang pedofil.

"Namun, hal itu adalah kebenaran," tulisnya, mengutip kisah pernikahan nabi Muhammad dengan Aisyah.

Wilders, yang saat ini berada di bawah perlindungan polisi untuk menghindari serangan militan Islam, melakukan hipotesis dengan menyatakan bahwa nabi Muhammad menderita tumor otak sehingga menyebabkan nabi Muhammad menderita "skizofrenia paranoid" yang membuatnya menciptakan agama Islam.

"Muhammad memiliki kepribadian paranoid dan memiliki perasaan rendah diri dan kecenderungan perilaku megalomaniak. Dalam umur empat puluhan ia mulai mendapat penglihatan yang mengarahkan bahwa dirinya percaya bahwa dia memiliki misi kosmis, dan tidak ada yang bisa menghentikan dia," tulisnya.(fq/tele)
sbr: eramuslim.com

Karl Marx: Tokoh Yang Tidak Bisa Mengurus Diri Sendiri, Tapi Ingin Mengatur Masyarakat

Karl Marx: Tokoh Yang Tidak Bisa Mengurus Diri Sendiri, Tapi Ingin Mengatur Masyarakat

Janggutnya tebal. Tubuhnya tambun. Ia berikrar agama adalah candu, bahkan benalu. Kendati demikian, ia dipuja sekaligus dibenci. Meski tuhan baginya hanya iming-iming bagi orang sulit. Iya, dia memang kesal terhadap Agama. Dengan mata kepala sendiri, ia menyaksikan kepengecutan ayahnya sebagai pendeta Yahudi yang menarik kata-kata dalam khotbahnya di bidang reformasi politik hanya karena takut dikucilkan sebagai bangsa Yahudi.

Adalah Karl Marx, pengusung sejati komunis itu yang sudah bak dewa bagi anak-anak kiri. Nama Karl Marx memang tidak asing di telinga kita. Ia banyak disorot pasca pemikiran-pemikirannya di bidang sosiologi, ekonomi, dan politik menjadi diktat wajib untuk dipelajari di kampus-kampus. Bukunya seperti Das Kapital dan Manifesto Komunis laris manis di pasaran dan coba diterapkan di masyarakat.

Akan tetapi, dibalik pemujaan bahkan kultus bagi generasi muda dunia terhadap diri seorang tokoh atheis tersebut, ada sekelumit catatan hitam dari pengalaman pribadi Marx yang jarang diketahui banyak orang. Kita hanya ingin bertanya: Betulkah Marx bisa mengurus masyarakat sedangkan ia tidak bisa menyelesaikan problem justru di kelompok terkecil dalam masyarakat: Keluarga!

Dalam lembaran catatan kelam tersebut, terkisah bagaimana gambaran hidup Marx selama ini. Pasca ayahnya meninggal, Karl Marx hidup dengan gelimang hutang disana-sini. Dalam kondisi tak berdaya, ia tidak bisa berbuat banyak. Tumpukan hutang yang menggunung menjadi sulit ia entaskan dalam kondisi ketidakadaan seorang ayah.

Wajah seorang ibu yang teduh, kemudian menjadi sasaran bagi Marx. Dengan nekat, Marx membebani utang pribadinya kepada sang ibu yang tengah menjanda. Sayangnya sang ibu malah menolak menjadi sandaran Marx untuk menutupi hutang-hutangnya, disamping keadaan telah renta, kondisi hutang Marx adalah beban tersendiri dalam keluarga.

Namun itu hanyalah sebuah kasus dari sisi negatif Marx selama ini, sebelumnya pada usia relatif remaja, Karl Marx sudah terkenal di kalangan kawan seumurannya sebagai seorang pecinta minuman. Sejak umur 17 tahun, kerongkongan Marx muda telah akrab dijejali literan anggur. Pada seluruh hidupnya tak terbesit sekalipun niat secara serius mencari kerja demi membantu keluarga. Karl Marx baru mendapat sedikit perubahan dalam sisi finansial, saat bertemu seorang pengagumnya yang bekerja di bidang penerbitan.

Menurut Herry Nurdi, Moses Hess demikian nama sang dewa penolong yang terkagum-kagum pada Marx itu. Karir Marx dalam penerbitan Hess meroket secepat kilat. Dari seorang editor ia menjadi pemimpin redaksi. Ia juga menjadi propagandis sosialis nomor wahid kala itu.

Menurut Marx, sudah waktunya bagi sosialisme untuk menuntut dan mendesak tidak lagi menyerukan ide-ide. Pada proses inilah, terjadi pergeseran pemikiran Marx dari seorang teoritis, menjadi ke arah praktis.

Dalam proses inilah Marx juga bertemu seorang komunis tulen yang kelak menjadi sahabatnya Frederich Engles (1820-1895). Seorang sahabat yang sangat sabar membiayai hidup Marx yang miskin dan kacau balau sampai akhir hayatnya.

Pada periode 1849 sampai akhir hayatnya, Marx hidup dalam buangan di Inggris. Sampai ia meninggal Marx memiliki masalah besar dalam mengatur dirinya sendiri. Ia lebih banyak menghabiskan waktunya di dalam perpustakaan British Museum, demi menggali dan menemukan teori ekonomi dan kapital. Kecuali untuk mengunjungi keluarganya yang terbengkalai.


Ketika Marx menulis Das Kapital, sebenarnya hidup Marx berada dalam keprihatinan. Ia hidup penuh kesulitan dan terlunta-lunta. Karl Marx menelurkan konsep ekonomi tanpa memperhatikan sama sekali kehidupan ekonomi keluarganya. Karl Marx bercita-cita tentang arti masyarakat sejahtera, namun sama sekali tidak coba dilaksanakan di keluarganya sendiri. Sang istri begitu pilu hidup bagai perempuan sebatang kara di tengah hutan tanpa banyak mendapat belaian kasih saying sang suami.

Bahkan untuk biaya kehidupan keluarganyapun, harus seorang Frederich Engels mengambil peran yang “ditinggalkan” Karl Marx. Engles lah yang mengucurkan dana keseluruhan bagi biaya hidup keluarga Marx. Berkat Engels pula, Das Kapital yang menjadi rujukan para komunis itu, bisa kita temui lengkap tiga jilid banyaknya.

Cyril Smith dalam bukunya Friedrich Engels and Marx’s Critique of Political Economy, berpendapat bahwa sebenarnya banyak orang percaya bahwa Engels sering gagal memahami karya Marx. Setelah kematian Marx, Engels menjadi juru bicara terkemuka bagi teori Marxian dan dengan mendistorsi dan terlalu meyederhanakan teorinya, meskipun ia tetap setia pada perspektif politik yang telah ia bangun bersama Marx.

Menurut Paul Johnson, sejatinya Karl Marx hanya menulis Das Kapital secara lengkap hanya di jilid pertama, sedangkan dua jilid terakhir di kumpulkan Engels dari surat menyurat yang dilakukannya kepada Karl Marx. Bisa dikata, tanpa ketekunan Engles bisa jadi nama Karl Marx hanya terpasung dalam status seorang pendedam dan pemarah tanpa bisa menyelesaikan tugasnya.

Setelah menyelesaikan jilid pertama dari Das Kapital, tahun 1867, kondisi kesehatan Karl Marx menurun drastis. Tokoh Yahudi tersebut mengalami tingkat kesehatan terburuk dalam hidupnya. Marx berada dalam situasi penuh kesulitan untuk menyelesaikan buku Das Kapitalnya.

Dalam bukunya, Intellectuals, Paul Johnson juga mengambarkan sisi lain dari emosi seorang Karl Marx. Dikisahkan bagaimana jatidiri Marx selama ini tidak lebih selalu dihiasi sifat tempramen, mabuk-mabukan, pemarah serta perokok berat. Saking beratnya, istrinya sendiri menuliskan jika kita masuk ke kamarnya, mata kita akan berair kena asap rokok yang bergumpal-gumpal di dalam kamar Marx. Semuanya kotor dan diselimuti debu, bahkan untuk duduk saja, di kamarnya adalah suatu pekerjaan menjijikan.

Dengan gaya hidup seperti itu, ia telah mengorbankan dirinya sendiri. Ia menjadi sangat jarang membersihkan diri ke kamar mandi, bahkan untuk sekedar mencuci muka. Ia tak memiliki waktu jelas kapan dia tidur dan kapan ia bangun. Bahkan Karl Marx pernah ditangkap polisi karena melakukan kekerasan dan menggunakan pistol akibat akibat emosinya tidak terkontrol. Disebutkan ia, melakukannya dalam keadaan tidak sadar atau sedang mabuk. Marx memang bukan pecandu alkohol, tapi di dalam bukunya Paul Johson mengatakan bahwa Marx memiliki jadwal rutin untuk bermabuk ria.

Istrinya wafat tahun 1881, anak perempuannya tahun 1882 dan Marx sendiri wafat di tahun 1883. Karl Marx seorang yang yang tak bisa mengatur dirinya sendiri itu, kini justru berusaha mengatur masyarakat lewat ekonomi, politik, bahkan sosiologi. Fotonya dibingkai di tembok-tembok sekolah sebagai sosiolog sejati. Ironis. (pz)

Referensi
Herry Nurdi, Membaca Karl Marx Dengan Kaca Pembesar, Jurnal Islamia Vol III No. 2
Paul Jonshon, Inttelectuals: FromMarx to Tolstoy, Sartre and Chomsky. Ebook
Michael H. Hart. Seratus Tokoh Orang Paling Berpengaruh di Dunia. Ebook
sbr: eramuslim.com