Seputar Dunia dan Akhirat

Seputar Dunia dan Akhirat

Minggu, 12 Juni 2011

Meningkatnya Kejahatan Islamofobia Mengintai Muslim Inggris

Meningkatnya Kejahatan Islamofobia Mengintai Muslim Inggris



Sekretaris Jenderal Muslim Council on Britain (MCB) Farooq Murad menyerukan komunitas Muslim di Inggris untuk berupaya lebih keras lagi melawan islamofobia yang makin meningkat di Inggris.
"Serangan berlatar belakang islamofobia terhadap masjid, pemimpin komunitas muslim, individu maupun properti milik muslim dilakukan oleh segelintir orang, tapi jumlah serangan semacam itu makin meningkat," kata Murad dalam pidatonya pada Pertemuan Tahunan MCB pada Minggu (12/6).
"Perlu upaya yang lebih besar lagi, dan ini artinya kita harus memiliki tindakan yang sistematis untuk merekam, memonitor dan menganalisa serangan-serangan berlatar belakang islamofobia itu," ujarnya.
Data polisi menunjukkan, sepanjang tahun 2010 terjadi 1.200 serangan anti-Muslim di Inggris. Bentuk serangannya beragam, mulai serangan terhadap para imam dan staf masjid, pelemparan bom molotov, merusak jendela, vandalisme, pesan-pesan berisi ancaman dan pelecehan, sampai meletakkan kepala babi di pintu masuk dan menara masjid.
Bulan April kemarin, sebuah makam seorang muslim di High Wycombe dirusak orang. Makam itu adalah makam ibu dari Mohammed Khaliel, warga muslim di kota itu. Menurutnya, perusakan makam muslim bukan kali pertama itu terjadi.
"Saya punya bukti berupa foto seseorang yang merusak makam dengan martil. Tindakan itu murni karena kebencian. Pemakaman itu berusia 200 tahu, dan ada secuil tempat khusus untuk makam muslim, hanya tempat itu yang dirusak. Tindakan itu jelas berlatar belakanga islamofobia," tukas Khaliel.
Para pengamat di Inggris juga mengakui bahwa kasus serangan berlatar belakang kebencian terhadap Islam dan Muslim makin meningkat di Inggris beberapa tahun belakangan ini. "Sikap anti-Muslim sangat nyata dan memang banyak terjadi," kata Ghaffar Hussain, pengamat dari lembaga think tank anti-terorisme Quilliam.
Ia mengungkapkan, pascaperistiwa serangan 11 September 2001, sekitar 40 sampai 60 persen masjid, islamic center dan organisasi muslim di Inggris menjadi target serangan balasan. "Ada sebagian orang di masyarakat kita yang sangat mencurigai seorang muslim. Bahkan ketika komunitas Muslim membangun masjid, mereka terancam oleh pemikiran bahwa ada islamisasi di Eropa," jelas Hussain.
Sejumlah pengamat mengatakan, serangan berlatar belakang islamofobia makin meningkat di Inggris karena tidak adanya kemauan politik untuk membuat laporan yang serius tentang kasus-kasus serangan berlatar belakang anti-Muslim.
"Waktu saya masih bekerja di kepolisian, saya perhatikan beberapa kasus terjadi setelah serangan teroris, seperti serangan 11 September 2001 di AS dan serangan tanggal 7 Juli 2005 di London," kata Dr. Robert Lambert, salah satu direktur European Muslim Research Centre dan peneliti di Institut Studi Arab dan Islam di Universitas Exeter.
Menurutnya, sudah terjadi 50 kasus serangan bom molotov dalam kurun waktu kurang dari 10 tahun. Tapi, kata Lambert, para politisi di Inggris tidak berinisiatif untuk menjalin kerjasama dengan para pemimpin masjid. "Ini agak memprihatinkan," ujar Lambert.
Sementara itu, juru bicara Hizbut Tahrir Inggris Taji Mustafa, menyalahkan pemerintah sebagai penyebab makin meningkatnya kasus-kasus kebencian terhadap Muslim. Ia menuding pemerintah bekerjasama dengan sejumlah media massa untuk memojokkan Islam sebagai bagian dari propaganda luar negeri pemerintah.
Di Inggris terdapat kurang lebih dua juta muslim. Mereka menjadi target kecurigaan, terutama setelah peristiwa serangan 7 Juli di London. Survei Financial Times menunjukkan bahwa Inggris adalah negara yang paling mencurigai komunitas Muslim. Sedangkan survei Evening Standard menunjukkan, bahwa sebagian besar warga London memiliki pendapat negatif tentang muslim. (kw/oi)
in/eramuslim.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar